Teknis Budidaya Terong Organik Nasa
Harga | Harga Hubungi Kami | |||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Stok | Tersedia | |||||||||||||||||||||||
Prospek budidaya tanaman terong makin baik untuk dikelola secara intensif dan komersial dalam skala agribisnis, namun hasil rata-ratanya masih rendah. Hal ini disebabkan bentuk kultur budidaya yang masih sampingan, belum memadainya informasi teknik budidaya ditingkat petani. PT. Natural Nusantara berusaha memberi alternatife solusi bagaimana teknik budidaya terong sehingga tercapai peningkatan produksi secara K-3, yaitu Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian lingkungan. SYARAT TUMBUH
PENANAMAN
PENGAIRAN Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca kering, dapat di-leb atau disiram dengan gembor. PENYULAMAN
Jenis dan Dosis Pupuk Makro disesuaikan dengan jenis tanah, varietas dan kondisi daerah menurut acuan dinas pertanian setempat. Berikut salah satu alternatif : Jenis Pupuk
Pemupukan diletakan sejauh 20 cm dari batang tanaman sebanyak 10 gram campuran pupuk per tanaman secara tugal atau larikan ditutup tanah dan disiram atau pupuk dikocorkan sebanyak 3,5 gram per liter air, kocorkan larutan pupuk sebanyak 250 cc per tanaman. Semprotkan 3-4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK per tangki setiap 1-2 minggu sekali. PEMANGKASAN (PEREMPELAN) Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama hingga bunga pertama juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas baru dan bunga yang lebih produktif segera tumbuh. PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT 1. HAMA a. Kumbang Daun (Epilachna spp.) Gejala serangan adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah, bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja. Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam, pencegahan dengan PESTONA atau PENTANA + perekat AERO 810 setiap 1-2 minggu sekali. b. Kutu Daun (Aphis spp.) Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada bagian pucuk atau daun-daun masih muda. Gejala : Daun tidak normal, keriput atau keriting atau menggulung, sebagai vektor atau perantara virus. Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, pencegahan semprot PENTANA + AERO 810 atau Natural BVR setiap 1-2 minggu sekali. c.Tungau ( Tetranynichus spp.) Serangan hebat musim kemarau. Menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman, sehingga menimbulkan gejala bintik-bintik merah sampai kecoklat-coklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas ataupun bawah. Cara pengendalian sama seperti pada pengendalian kutu daun. d. Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn.) Bersifat polifag, aktif senja atau malam hari Menyerang dengan cara memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan roboh. Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, pencegahan siram atau semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810. e.Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.) Bersifat polifag. Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang-lubang. Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, semprot dengan PENTANA. f.Ulat Buah ( Helicoverpa armigera Hubn.) Bersifat polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya, sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk buah. Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman dan waktu tanam sanitasi kebun, pencegahan semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 setiap 1-2 minggu sekali. 2. PENYAKIT a. Layu Bakteri Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum Bisa hidup lama dalam tanah, Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi. Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak. b. Busuk Buah Penyebab : jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp. Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk. c. Bercak Daun Penyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun. d. Antraknose Penyebab : jamur Gloesporium melongena Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam e.Busuk Leher akar Penyebab ; Sclerotium rolfsii Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat f.Rebah Semai Penyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp. Gejala batang bibit muda kebasah-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati. CARA PENGENDALIAN PENYAKIT: Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut dan buang tanaman sakit Rendam benih dengan POC NASA dosis 2 cc / lt + Natural GLIO dosis 1 gr/lt, Pencegahan sebarkan Natural GLIO yang telah dicampur pupuk kandang sebelum tanam ke lubang tanam. Catatan : Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki. PEMANENAN
| ||||||||||||||||||||||||
Komentar (0)
Posting Komentar